Wednesday, June 2, 2010

cinta pertama

"aku tak bisa luluhkan hatimu, dan aku tak bisa menyentuh cintamu..."

ini adalah kisah tentang cinta pertamaku
pertama kali aku merasakan jatuh cinta adalah ketika aku duduk di bangku SMA, tepatnya kelas 2 SMA
saat usiaku baru saja menginjak tujuh belas tahun. semuanya terjadi dengan wajar dan sangat sederhana, sejujurnya. aku jatuh cinta padanya hanya karena ia memainkan gitar. sesederhana itu.

mungkin orang akan berpikir aku ini terlalu polos atau apa. tapi ini benar-benar terjadi. aku jatuh cinta padanya, saat ia memainkan jari-jarinya di atas senar-senar gitar itu hingga menghasilkan nada-nada yang indah namun terkesan sepi.

sebenarnya aku tahu dia sejak SMP. ya, dia adalah temanku di SMP. tapi, aku baru benar-benar mengenalnya setelah kami duduk di kelas yang sama saat kelas 2 SMA.
sebenarnya aku berpikir bahwa suatu kebodohan aku jatuh cinta padanya. dia mencintai orang lain, bahkan dia sempat menjalin hubungan dengan orang itu. namun kemudian berpisah dan orang itu jadi sangat membencinya. entah mengapa. tapi yang kudengar dari orang-orang bahwa orang itu menerimanya hanya karena kasihan. tapi sekarang orang itu justru menyakitinya. kasihan dia.
mungkin karena itu juga dia selalu memetik gitarnya dengan nada-nada yang sendu. tapi justru itu menjadi sesuatu yang terdengar indah di telingaku, nada-nada itu.

aku tidak bisa berbuat apa-apa untuknya, satu hal yang menyakitiku. dia terus bertahan dengan cintanya tanpa peduli kalau
ia terus disakiti. dan hal ini membuatku sakit. namun di satu sisi orang yang menyakitinya adalah teman baikku. entah aku harus bagaimana.

terkadang aku berpikir bahwa dia tahu bahwa aku jatuh cinta padanya. lalu dia seakan memberiku harapan. tapi kemudian dia kembali terbakar amarah ketika ada orang yang mendekati orang itu, orang yang menyakitinya. jujur aku marah. aku merasa dia sangat-sangatlah bodoh karena ia terus saja mempertahankan perasaannya padahal jelas-jelas ia terus disakiti seperti itu. ia bahkan pernah menangisi orang itu. tapi di satu sisi aku meng-iya-kan bahwa ternyata aku juga seperti dia. sama saja. itu berarti aku juga sangat-sangatlah bodoh.

"seiring jejak kakiku ber
getar, aku telah terpagut oleh cintamu. menelusup hariku dengan harapan, namun kau masih terdiam membisu. sepenuhnya aku ingin memelukmu, mendekap penuh harapan tuk mencintaimu. setulusnya aku akan terus menunggu, menanti sebuah jawaban tuk memilikimu..."

dan sekarang, aku ingin sekali aku katakan padanya, "it's been two years since i'm in love with you." tapi sekarang kami telah berpisah. aku, dia, dan orang itu berkuliah di tempat yang berbeda. tapi baginya orang itu adalah masa lalu, masa sekarang dan masa depannya. dan aku? aku kira aku telah dapat melupakannya, walau belum sepenuhnya. tapi jika aku mengingat tingkahnya yang bodoh itu, aku ingin sekali melupakannya. aku tidak ingin menjadi seorang bodoh. tapi aku juga tidak bisa berbohong kalau aku sangat merindukannya.
"betapa pilunya rindu menusuk jiwaku. semoga kau tau isi hatiku. dan seiring waktu yang terus berputar, aku masih terhanyut dalam mimpiku..."

tapi aku dapat apa? aku lelah menunggu dan aku harus melanjutkan hidupku. aku tidak bisa menunggu terus dirinya yang entah akan berpaling padaku atau tidak. dan sekarang aku duduk di atas kasurku yang empuk, di kamarku ini. memainkan gitarku yang telah lama tak kusentuh sambil kembali mengenangnya. mengenang semua kebodohanku dan dia.

"Di saat aku menunggumu

Diam yang selalu kau berikan

Ku tak harapkan semua ini
Sejujurnya kuingi
n kamu seutuhnya
Namun kau buang semua harapan


Seharusnya kau pergi

Melepaskan diriku

Jangan kau kembali

Lupakan semua kenangan kita

Seharusnya kau pergi

Meninggalkan diriku

Jangan kau kembali

Lupakan semua kenangan kita

Tentang kita sirna…

Tentang kita berakhir"


yah, semuanya sudah berakhir. aku tidak lagi ingin menjadi seorang bodoh seperti dulu. seperti saat aku mengharapkanmu, mengharapkan harapan-harapan darinya. dan aku yakin, ketika mentari terbit esok pagi, aku sudah bisa melupakan dia.

aku,
RAKARDYA RAKRYAN BAGASWARA



No comments:

Post a Comment