Saturday, June 11, 2011

present - yudhit's story

tahu tidak, kalau ternyata bisa saja kita jatuh cinta pada orang yang jelas-jelas membenci kita? tahu tidak, kalau ternyata setiap orang itu punya rahasia masing-masing? tahu tidak, kalau ternyata kebahagiaan bisa datang dengan cara yang tidak terduga? dan tahu tidak, kalau ternyata cinta itu bukanlah cinta biasa karena memang tidak ada cinta yang biasa saja.

dan dia, dia yang berhasil menyentuh itu semua…

"the most beautiful moment of my life is… when i loved you after meeting you… now i know that you’re the biggest present of my life…"

sore itu gue baru aja balik dari mini market, dan berjalan menuju rumah yang udah gue sewa setengah tahun ini sambil memakai payung. maklum, sore itu memang gerimis. mungkin orang berpikir kalo gue cupu banget, gerimis sedikit aja pake payung. tapi mau gimana lagi, gue emang gampang sakit kalo kena gerimis. nasib.

gue berjalan sambil sedikit menunduk dan mendapati pintu pagar rumah sudah terbuka. gue mendongak dan mendapati seorang perempuan tengah melongok ke jendela dan mulai membuka pintu rumah dan melongok lagi ke dalam ruangan. penasaran, gue pun berjalan mendekati orang itu sambil ikut melongok ke dalam rumah, berusaha mencari tahu ada apa sampai-sampai dia melongok atau kalau bisa dibilang mengendap-endap.


tiba-tiba dia menengok dan berteriak kaget waktu mendapati gue di belakangnya yang ikut melongok ke dalam rumah. sama. gue juga ikut teriak karena kaget sampai-sampai gue jatuh dan payung juga belanjaan di tangan gue hampir kelempar. setelah berteriak orang itu langsung buru-buru masuk dan mengunci pintu rumah. gue pun langsung bangun dan menggedor-gedor pintu. sebenernya siapa sih dia? kenapa aneh benget deh? ini kan tempat tinggal gue

gue terus-terusan menggedor agar pintu dibuka. akhirnya dia membuka pintu juga. mungkin takut kalau lama-lama gue kehilangan kesabaran dan akhirnya menggedor pintu pake martil. gue pun menyerbu ke dalam, menghampiri perempuan itu yang duduk di ujung tempat tidur dekat jendela geser yang panjang. gue memperhatikannya sejenak, kemudian tersenyum dan mengulurkan tangan sambil memperkenalkan diri. gue menebak kalau dia adalah putri dari pemilik rumah yang gue sewa ini, laras. gue pun meminta bantuannya karena gue baru di Yogya.

tapi dia segera bangun dan berkata kalau gue gak bisa tinggal di sini. gue pun kaget. lah, kok gini sih? gue pun menjelaskan kalau gue udah bayar uang sewa selama setahun dan baru tinggal di sini selama enam bulan. tapi dia tidak peduli dan tetap pada pendiriannya bahwa gue harus angkat kaki dari rumah ini. lalu dia bangkit dan segera keluar. sadis bener nih cewek.

besoknya, saat gue baru mau berangkat ke kantor lengkap dengan kemeja biru muda yang lengannya digulung, dia datang membawa amplop cokelat dan menyerahkannya ke gue. dia bilang itu adalah uang sewa gue selama enam bulan. gue enggan buat menenrimanya, dan berusaha membujuk dia agar tidak tetap pada pendiriannya buat nyuruh gue pergi. dia tidak peduli dan menaruh amplop itu di atas meja sambil mengacungkan dua jarinya dan berkata ,”dua hari.” dia ngasih waktu dua hari buat gue angkat kaki dari sini. waduh, sadis. gue pun bengong. berabe nih kalo gini caranya. gue pengen nyamperin ke rumahnya sih, cuma di sebelah ini. tapi udah gak keburu waktu. bisa-bisa gue telat lagi. gue pun langsung ngambil kacamata frame hitam gue di meja dan buru-buru menyalakan mobil gue. uang gue tinggal gitu aja di meja.

sorenya, sepulang dari kantor gue langsung ngambil amplop cokelat yang ada di atas meja dan bergegas ke rumah laras. gue ketemu sama mamanya, bu heni, karena laras belom pulang kuliah. oh iya, bu heni pernah bilang kalo laras masih kuliah semester akhir. kalau dia gak ngambil course ke london mungkin dia udah lulus sekarang. bu heni bertanya maksud kedatangan gue, dan gue bilang buat mengembalikan uang sewa yang laras kasih ke gue. bu heni kaget dan meminta maaf atas kelakuan laras, dan menjelaskan kenapa laras begitu ngotot menyuruhku pergi. katanya dulu ada orang yang tinggal di sana selama beberapa lama, dan dua tahun lalu orang itu pergi buat melanjutkan sekolahnya. hanya itu alasannya dan dia pergi begitu saja. sejak saat itu laras berubah, dan menjadi sedikit kasar dan tidak mudah percaya pada orang lain. wajar saja, karena orang itu adalah pacarnya. mana ada sih cewek yang mau ditinggal gitu aja sama pacarnya? kalo gue jadi laras juga mungkin gue bakal gitu juga. gue bilang gak apa-apa ke bu heni. gue ngerti kok.

setelah beberapa saat gue ngobrol di teras rumah sama bu heni, laras datang dan dan terlihat kaget melihat gue ada di rumahnya. mungkin dia mikir kalo gue ngadu sama ibunya. emang iya hahaha. bu heni berdiri dan bilang ke laras kalo gue nyari dia, lalu masuk ke dalam rumah. laras membuka pintu pagar dan berdiri di depan gue. gue tersenyum dan menepuk-nepuk tempat duduk di sebelah gue agar dia duduk di situ. keningnya berkerut, tapi kali ini dia mengikuti kata-kata gue untuk duduk. gue menarik tangannya dan menaruh amplop cokelat berisi uang sewa selama enam bulan yang dia kembalikan tadi pagi. gue bilang kalo gue gak bakal pergi, dan terserah kalo dia mau datang terus dan nyuruh gue pergi. gue malah seneng kalo dia datang terus hehehe. gue tersenyum dan beranjak dari tempat itu meninggalkan dia yang perbelalak kaget. puas gue hehehehe. saat membuka pintu pagar rumahnya, gue menoleh sedikit dan teringat kata-kata bu heni tentang orang yang sebelumnya tinggal di rumah yang gue sewa. namanya bagas. rasa-rasanya gue tau…

laras terus berusaha buat nyuruh gue cabut dari rumah itu. tapi gue gak peduli. semakin dia gencar nyuruh gue pergi, semakin seneng gue karena dia pasti bakal datang ke rumah. sumpah ini menarik banget. ehm, oke. dia menarik banget. baru sekali gue nemu cewek yang kayak gini. beda aja. gue pun mencar-cari cara, mencari-cari alasan biar gue bisa ketemu dia, atau paling gak ngeliat dia. sukur-sukur bisa denger suaranya atau liat muka kesalnya waktu gagal nyuruh gue pergi hahahaha

sore ini gue pulang kantor lewat jalan memutar. rino bilang ada kecelakaan di jalan yang biasa gue lewatin, jadi macet. agak jauh memang, tapi gue jadi dapet ide juga gara-gara itu. gue melewati sebuah toko bunga, dan di situ gue melihat bunga mawar yang segar-segar seperti es jeruk. gue pun memarkir mobil di depan toko itu, dan berdiri di depan ember penuh bunga mawar. gue pun bingung milih yang warna putih, merah, pink atau yang kuning. setelah berkonsultasi sama mas-mas yang jualan, gue pun memutuskan untuk membeli mawar merah. setangkai. ya, Cuma setangkai. tapi untungnya mas-masnya gak gondok gara-gara gue Cuma beli setangkai tapi pake acara nanya-nanya segala.

gue pun pulang membawa setangkai mawar merah itu. sesampainya di rumah, gue langsung ke luar dari mobil dan menuju rumah laras. gue berdiri di teras, lalu menyadari sesuatu. gimana cara ngasihnya ya? masa tiba-tiba langsung gue kasih sih? gak lucu banget. laras keluar dan wajahnya tampak bertanya-tanya atas kedatangan gue. dan, saat itu yang ada di pikiran gue adalah zorro, entah kenapa. maka, gue pun langsung menggigit mawar itu dan bertepuk tangan sambil mengedipkan mata. dia tampak bingung tapi gue juga tau kalau dia berusaha menahan tawanya ngeliat tingkah gue. gue bilang ke dia kalo itu tarian ala zorro. yah, mudah-mudahan dia percaya. lalu gue mengulurkan mawar itu ke dia, tapi dia diem aja. dan gue pun menyadari sesuatu. mungkin dia jijik kali ya, kan mawarnya abis gue gigit. gue pun akhirnya mengeluarkan sapu tangan dari saku dan menggulungkannya di tangkai mawar lalu gue mengulurkan lagi mawar itu ke dia. dia masih gak mau nerima, dan akhirnya gue tarik tangannya dan menaruh mawar itu di tangannya, tersenyum lalu pergi. hehehe sukses!

setelah kejadian itu, gue pun memesan mawar dan minta mas-masnya buat ngirim mawar itu ke rumah laras. tiap hari. dan gue selalu memeriksa apa laras udah nerima mawar itu apa belum, dan tiap kali gue menemukan dia bingung sambil memegang mawar, gue nyengir kegirangan.

entah setan apa yang ada di pikran gue, sampe gue segitunya. ini pertama kalinya gue kayak gini. rasanya gue mulai gila. gue selalu cari cara buat ketemu laras. paling gak gue bisa liat dia lah biar dari jauh juga. sampai akhirnya gue memutuskan buat ngajak dia ke pantai. oke, gue maksa. gue narik dia ke dalem mobil karena dia gak mau. dia bilang ini penculikan, tapi dengan rasa percaya diri penuh gue bilang gak masalah kalo yang nyulik seganteng gue hahahaha.

ada alasan kenapa gue ngajak dia ke pantai. yah, selain gue suka pantai. dulu gue sering main ke pantai sama sahabat gue buat surfing. sesampainya di pantai, gue segera mengambil payung di bagasi. payung yang gue pakai waktu pertama kali gue ketemu dia. dia kelihatan bingung waktu gue bilang mau ngajak dia surfing. tapi kemudian gue menarik dia ke sebuah toko pernak-pernik laut, dan menunjuk dua papan surfing di pojok toko dan mengajaknya untuk surfing. gue tau dia gak bisa berenang, jadi gue bilang kalo kita masih tetap bisa surfing walaupun gak bisa berenang. kemudian gue membuka payung dan naik ke salah satu papan surfing itu. gue pun bergerak ala surfer pro mengikuti ombak sambil memegang payung. dia terlihat tertarik dan mencoba hal yang sama dengan gue. karena baru pertama kali, dia agak kesulitan dan gue pun memegang tangannya. dan kami mulai surfing dengan memakai payung di dalam toko itu sambil berteriak-teriak. gue seneng. sumpah.

selesai surfing, gue dan laras berjalan di atas pasir putih, di pinggir pantai. sesekali gue menunduk dan mengambil kerang, lalu menempelkan kerang itu ke kuping gue dan kemudian ke kuping laras. gue bilang kalo ada suara laut di dalam kerang ini. tapi kadang suara itu Cuma sugesti aja. gue pun melemparkan kerang tadi sambil berteriak. terus berteriak. laras memperhatikan gue, dan gue pun menantang dia untuk berteriak dan mengeluarkan bebannya. dia menolak pada awalnya. tapi kemudian dia mau melakukannya setelah gue goda kalo dia Cuma takut kalah. dia berteriak. terus berteriak sampai akhirnya dia merasa lelah sendiri. gue pun menarik tangannya dan menuju mobil untuk pulang sambil berkata bahwa semua akan baik-baik saja.


setelah acara ke pantai itu, sikap laras jauh lebih baik ke gue. dia mau jawab pertanyaan gue, bales senyum gue. kadang juga gue dan dia jalan-jalan keliling kota. senangnya. gue pun semakin gila di satu sisi. yap, gue tergila-gila pada laras. gue udah jatuh hati lebih jauh sama dia.

Mungkinkah dia jatuh hati, seperti apa yang kurasa? Mungkinkah dia jatuh cinta, seperti apa yang kudamba?

Oke, gue sudah menetapkan ini. gue harus meredakan ini semua, karena perasaan gue bisa tenang. gue harus ketemu laras. gue gak tau gimana nantinya, tapi paling gak gue harus bilang. tapi gimana caranya ya? gue jadi bingung. gak mungkin yang biasa aja. this is the first time.

akhirnya gue menuju rumah laras sambil membawa gitar. dia menyambut gue dengan tampang kebingungan dari balkon rumahnya. gue nyengir. sebenernya gue belom siap tapi ya mau gimana lagi, udah terlanjur juga. akhirnya gue mulai nyanyi sambil main gitar. yah, mungkin terdengar seperti teriakan daripada nyanyian.

pernahkah terlintas sesaat di benakmu kau ingin aku?
pernahkah gelisah merasuki hatimu kau ingin hadirku?
memang aneh tapi nyata bila kau dan aku jadi satu
bukan berarti tak mungkin bisa
karena dirimu yang aku mau
ku akan mengajakmu untuk lebih jauh
ku tergila-gila kepadamu, ku telah jatuh hati lebih jauh
itu yang ku mau untuk lebih dalam
ku tergila-gila kepadamu, ku telah jatuh hati lebih jauh
itu yang ku mau
percayalah tak ada yang tak mungkin bila hati ini telah bicara
biarkan semua mengalir apa adanya
karena dirimu yang aku mau
kubiarkan diriku untuk lebih jauh
tak perlu lagi kita membuang waktu
berikanlah satu kesempatan mengisi hari demi hari
katakan kau mau untuk lebih dalam

laras tertawa melihat gue. tapi gue tau kalo sebenarnya dia juga agak salah tingkah. dia berteriak kalo gue terlihat seperti orang gila, bikin konser di depan rumah orang malam-malam begini. tapi kemudian gue menggoda dia, dan bilang, “tapi suka kan?” laras tertawa. oke, gue pun menggaruk-garuk kepala gue yang sama sekali gak gatel. malu.

hari ini gue mengajak laras buat menjemput sahabat gue dari kecil ke Stasiun Tugu. gue seneng banget karena akhirnya bisa juga ketemu sama sahabat gue ini. laras tertawa waktu gue bilang alasannya datang ke sini adalah buat ngejenguk gue, dan selain itu buat mencari cintanya yang hilang. laras bilang seperti sinetron.

gue dan laras berdiri di depan peron tempat kereta sahabat gue berhenti. gak lama, yang ditunggu-tunggu pun tiba. gue lagsung menghambur untuk memeluk sahabat gue itu. kemudian gue menarinya untuk berkenalan dengan laras. mereka berdua tampak kaget dan sedikit kikuk. sepertinya benar tebakan gue kalo bagas yang dimaksud ibu laras adalah bagas yang ini. bagas memang mengambil s1 di Yogya dan kemudian melanjutkan s2 nya ke luar negeri. jadi mantan pacar laras adalah bagas sahabat gue dari kecil.

gue harus mengambil alih ini semua. suasana harus cair, jangan terus-terusan garing gini. gue pun nyengir sambil memperkenalkan bagas ke laras dan sebaliknya. setelah itu, gue mengajak bagas untuk naik ke mobil. dia duduk di jok depan, sedangkan laras di belakang. sesekali aku melirik laras lewat spion selama mengobrol dengan bagas. dia diam saja. gue pun mengajak bagas ke pantai, sama seperti dulu di mana gue dan dia sering ke pantai buat surfing. yah, bukan surfing beneran, tapi surfing jejadian kayak yang gue lakuin sama laras waktu itu. kali ini juga gue dan bagas mengulangi hobi kami berdua, surfing jejadian. laras terlihat tertawa atas kelakuan gue dan bagas.

setelah itu, kami bertiga jalan-jalan di pinggir pantai. gue mengandeng tangan laras sementara ngobrol sama bagas. gue sengaja gak mau nyinggung-nyinggung atau nanya-nanya masalah bagas ke laras atau sebaliknya. gue yakin walaupun laras udah sama gue sekarang, tapi ini semua gak mudah dan dia pasti butuh waktu. gue akan nunggu sampai dia siap cerita. kapan pun itu.

gue menoleh, laras terlohat lelah dan agak mengantuk. gue pun menawarkan untuk menggendongnya di punggung gue. dia menolak. tapi gue memaksa, dan akhirnya dia menyerah. laras melingkarkan tangannya di leher gue dan kepalanya bersandar di bahu gue. dia tertidur dalam sekejap. yah, dia pasti lelah.

bagas memperhatikan gue dan laras, lalu bertanya hubungan gue dan laras. gue nyengir. gue bilang ke bagas kalo gue sama sekali gak pernah kepikiran bakal ketemu laras. laras yang punya karakter dan gak lembut. tapi biar begitu juga laras telah membawa cinta buat gue, dan gue akan terus ada di samping dua. bagas terpana dan kemudian mengucapkan selamat ke gue. gue tersenyum, dan merasakan kalo laras mempererat pelukannya pada gue.


yah, gue emang gak tau kalo semuanya bakala kayak gini. gue ketemu laras, jatuh hati sama dia, dan ternyata dia itu mantannya bagas, sahabat gue. dunia sempit? entahlah. tapi yang jelas, laras udah membawa cinta dan kebahagian buat gue. gue gak mau nyakitin perasaannya.

The most beautiful moment of my life is…
… When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest present of my life
Baby girl, you’re my angel
Cuz I’ve fallen for you by your beauty
You, who grabbed my hand and pulled me out of the dark
Even when I’m struggling, I can smile because of you
Even when I fall down, I can get back up because of you
You are the only one in my life, that will never change,
Because my love for you is eternal
(You’re the one in my life)
I still have something to tell you
It might be a little late, but these are the words I never got around to say
The most beautiful moment of my life is…
… When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest present of my life
We would chat
We would stroll
These were the happy moments because it was just two of us
We are two different persons
But we’re alike
And sometimes people would ask if we are siblings
We walk the same path
And share the same view
I will protect you, so trust me
You’re the reason of my life
If it’s just two of us we can be forever happy
The most beautiful moment of my life is…
… When I loved you after meeting you
Now I know that you’re the biggest present of my life
I won’t let go of your hand
I will keep my promise like a man
Even time passes by
Even if the world changes
I will be by your side, because you’re the only one in my heart
Because I love you more than anyone else
You can’t be described with words
It wouldn’t suffice even if I shout that you’re the most beautiful person countless times
I will show you how much I love you
Because my love for you is eternal

post ke-100

Ya Allah, saya mau jadi apelnya...... *galau* *gak penting*


Perfection version B

it's (not) only words

tadi gue tiba-tiba teringat kata-kata temen gue pas lagi mandi, dan gue sadar banyak juga kata-kata temen gue yang 'ngena'. baik itu di sms, chatting maupun ngomong langsung sama gue hahahaha
mungkin orang-orang bakal mikir, "ah gitu doang"
tapi gak buat gue
beberapa di antaranya:

"susah buat gak suka semuanya, kalo lo udah suka satu" - guret waktu ngomongin dbsk

"cause you're unavailable, i'll always be the last one" - nasihat (ato apalah itu namanya) anprit

"selow" - dado, kapanpun di manapun

"lo sm gue aj, mau nyoba gw.." - boy, masalah bikin notes di facebook bpm *kata-katanya gak konsisten antara 'gue' dan 'gw' hahahaha*

"changmin mulu, inget bapaknya lilo hey!!" - anprit waktu gue galau changmin

"yang bikin cowok menarik itu tengkuknya. gue gimanaaa gitu waktu liat tengkuk nicholas saputra di bandara yang film aadc" - indro waktu di kelas ilper *iyalah, nicholas saputra gitu*

"savit suami gue jangan diambil ya" - anprit waktu gue bilang mau ngetweet siwon yang ultah bareng gue

"gue diem malah dibilang marah" - epih waktu dibilang gak bisa diem sama guret

"kak nanti kalo udah di sana jangan lupa gue ya" - diaz waktu gue bilang kalo gue mau di MK

"kalo lo liat langsung kan belom tentu bisa liat jarak deket" - vincent waktu gue ribut gak nonton zhoumi di jakarta

"mbak mbak, tau gak kalo mau ke tvri itu naik apa?" - mprit ke mbak-mbak di kereta waktu ngejar-ngejar SHINee sama gue

"iiih sedih bgt gw ngebayanginnya.. pertemanan antara dua hewan" - indro waktu si bulet mati ditungguin jiji

"alhamdulillah gue dapet di raja ampat" - nepi masalah k2n

"pulang lo, gue bawa hadiah nih" - kakak gue waktu bawa kelinci putih *yang akhirnya gue kasih nama bulet*

"gue selalu bilang mau dateng, tapi gak mulu sampe nyokap gak ada" - boim waktu gue kasih tau kalo nyokap udah gak ada :')

dan yang paling mantep menurut gue:
"aaahhh saviittt makasii makasiihh :) tengkyuu" - si TENGKUK waktu gue kirimin sms doa *hehehehe*

buat yang baca mungkin biasa, tapi buat gue gak
dari kata-kata di atas (belom semua gue tulis sih), gue bisa tau banyak tentang temen-temen dan orang-orang di sekitar gue. entah itu pikiran mereka, apa yang mereka suka, yang mereka mau dan banyak lagi hehehehe